PHOTO





























BERSYUKUR

Bersyukur (berterima kasih), kepada sesama manusia lebih cenderung kepada menunjukkan perasaan senang menghargai. Adapun bersyukur kepada Allah lebih cenderung kepada pengakuan bahwa semua kenikmatan adalah pemberian dari Allah. Inilah yang disebut sebagai syukur. Lawan kata dari syukur nikmat adalah kufur nikmat, yaitu mengingkari bahwa kenikmatan bukan diberikan oleh Allah. Kufur nikmat berpotensi merusak keimanan.

Alasan kenapa begitu pentingnya bersyukur kepada Allah adalah fungsinya sebagai indikator keimanan dan pengakuan atas keesaan Allah. Dalam salah satu ayat, bersyukur digambarkan sebagai penganutan tunggal kepada Allah:

Pada ayat lain bersyukur digambarkan sebagai lawan kemusyrikan:

Baik kepadamu maupun kepada nabi sebelummu telah diwahyukan: "Jika engkau mempersekutukan Tuhan, maka akan terbuang percumalah segala amalmu dan pastilah engkau menjadi orang yang merugi. Karena itu sembahlah Allah olehmu, dan jadilah orang yang bersyukur (Az-Zumar: 65-66)

Bersyukur kepada Allah merupakan salah satu ujian dari Allah. Manusia dikaruniani banyak kenikmatan dan diberitahu cara memanfaatkannya. Sebagai balasannya, manusia diharapkan untuk taat kepadaNya. Namun manusia diberi kebebasan untuk memilih apakah hendak bersyukur atau tidak:

Bersyukur juga berhubungan erat dengan keadaan di akhirat. Tidak ada hukuman yang dijatuhkan kepada orang beriman dan bersyukur:

Dan ingat pulalah ketika Tuhanmu memberikan pernyataan: "Jika kamu bersyukur pasti Kutambah nikmatKu kepadamu; sebaliknya jika kamu mengingkari nikmat itu, tentu siksaanku lebih dahsyat. (Ibrahim: 7)

Seandainya kalian menghitung nikmat Allah, tentu kalian tidak akan mampu" (An-Nahl: 18).

Menurut ayat tersebut, jangankan menghitung nikmat, mengkategorikannya saja tidak mungkin sebab nikmat Allah tidak terbatas banyaknya. Karenanya seorang mukmin tidak seharusnya menghitung nikmat, melainkan berdzikir dan mewujudkan rasa syukurnya.

Anggapan kebanyakan orang, bersyukur kepada Allah hanya perlu dilakukan pada saat mendapatkan anugrah besar atau terbebas dari masalah besar adalah keliru. Padahal jika mau merenung sebentar saja, mereka akan menyadari bahwa mereka dikelilingi oleh nikmat yang tidak terbatas banyaknya. Setiap waktu setiap menit, tercurah kenikmatan tak terhenti seperti hidup, kesehatan, kecerdasan, panca indra, udara yang dihirup...; pendek kata segala sesuatu yang memungkinkan orang untuk hidup diberikan oleh Allah. Sebagai balasan semua itu, seseorang diharapkan untuk mengabdi kepada Allah sebagai rasa syukurnya.

Orang-orang yang tidak memperhatikan semua kenikmatan yang mereka terima, dengan demikian telah mengingkari nikmat (kufur). Mereka baru mau bersyukur apabila semua kenikmatan telah dicabut. Sebagai contoh, kesehatan yang tidak pernah mereka akui sebagai nikmat baru mereka syukuri setelah mereka sakit.

Al-Qur'an memerintahkan untuk mengingat nikmat Allah berulang-kali karena manusia cenderung melupakannya. Seluruh buku yang ada di dunia ini tidak akan cukup untuk menulis nikmat Allah..

Setiap orang yang berdoa dan berbuat baik pasti juga bersyukur kepada Allah sebab orang-orang yang mengingkari nikmat Allah pasti juga tidak pernah ingat kepada Allah. Seseorang yang bertingkah laku seperti hewan, mengkonsumsi segala sesuatu yang diberikan padanya tanpa mau berfikir mengapa semua itu dianugrahkan dan siapa yang menganugrahkan, sudah selayaknya mengubah tingkah laku seperti itu. Sebaliknya, bersyukur hanya di saat menerima nikmat besar saja tidak akan berarti. Itulah sebabnya orang mukmin hendaknya tidak pernah lupa untuk bersyukur kepada Allah.

ABOUT ME



Nama Lengkap saya Muhammad Zulfa Naufan, kalau di kampus saya sering di panggil Naufan, tapi kalau sedang di rumah saya di panggil ofan saja, dan yang rada uniek nie ketika bertemu dan saling sapa dengan teman-teman SMP & SMA saya dipanggil mereka dengan sebutan OPEN,gak tau kenapa, mungkin karena memang sangking Terbukanya kali za, (ceileee.....narcizznya......dikiiitt......^_~hee.....)

Saya anak kedua dari dua bersaudara, kakak saya nama nya Fajrussathi'. Saya dilahirkan oleh seorang ibu yang bernama Rohimah AS atau alias binti Asnawi, dan saya mempunyai seorang bapak yang bernama Khorid.

Saya senang bahkan pakai sekali dengan yang namanya kebersihan, kerapian dan kedisiplinan. 3 hal pokok itu sering kali bahkan mungkin setiap hari saya lakukan tanpa terhitung dan tanpa tersadari. Selain itu pula saya suka dengan yang namanya berorasi atau berkomunikasi dengan orang khususnya pada orang yang belum pernah saya kenal sebelumnya. Di luar itu semua saya juga senang dengan anak kecil, apalagi yang masih berumur sekitar 3-6 tahunan.

Dan tak kalah pentingnya adalah saya suka tersenyum atau alias bisa disebut dengan murah senyum gitchu, jadi bagi teman-teman, Bapak, Ibu, Saudara, Saudari semua yang sedang membaca tulisan saya ini, saya mengajak Marilah tersenyum terlebih dahulu sebelum mengakhiri tulisan saya ini, yux...................^_~hee...........

Thanx za buat yang udah ngebaca tulisan saya ini, mudah-mudah an dapat menjadi bahan instropeksi saya pribadi dan mungkin bermanfaat bagi yang ngebacanaya.......OK....1x lg sukron katsiron za....

Salam SUPER......dan salam smile ja dech dari MZN.......^_~
Wassalam.....

KISAH PENGALAMAN KU DI SMA



Nama lengkap saya Muhammad Zulfa Naufan, dan Open itu nama panggilan keren nya. (hee…dikitt^_~).Emm…..sedikit cerita…, tentang sejarah kenapa saya sampai bisa di panggil open sama teman-temam. Nama “open” itu sendiri mungkin nama yang sangat aneh alias sangar tapi keren juga,hee….^_~. Dulu sewaktu saya SMP kelas1 ada seorang guru bahasa inggris yang masih muda dan belum berkeluarga, cantik lagi….Waktu itu baru pertama kalinya guru itu masuk ke kelas saya. Dan seperti biasa-biasanya di awal-awal pertemuan perdana, kami melakukan perkenalan one by one. Karena berhubung waktu itu pelajarannya bahasa inggris, jadinya sebisa mungkin kita memperkenalkan diri dengan menggunkan bahasa inggis. Tak beberapa lama kemudian akhirnya giliran saya pun tiba, saya berusaha untuk mendapatkan simpatik dari sang guru tersebut dengan sikap saya yang polos dan lugu serta imoet-imoet ini (dulu,hee…….^_~). Karena saya itu termasuk siswa yang berasal dari desa nan jauh di sana dan masuk di SMP kota yaitu SMP N 1 Purworejo. Setelah di akhir perkenalan saya, tiba-tiba sang guru tersebut menanyakan kembali, “Oza tadi siapa panggilanmu??” tanya guru itu sambil penasaran kepada saya, ”Ofan buk” jawab saya tegas. ”Owh…ofan za, ofan…ofan….”lanjutnya guru itu sambil terbata-bata mengeja nama saya, dan akhirnya guru itu mengucapkan “ofen….open…??!!!tegasnya di depan kelas. Teman-teman yang mendengar kata itu semuaaaanya tertawa terbahak bahak, sambil sedikit menengoki ke wajah saya yang hanya bisa tersenyum dan tersipu malu….,hee…^_~.Nahh....sejak itu lah nama saya sering di panggilnya open sampai sekarang oleh teman-teman. Dari situ-lah saya berusaha untuk menjadi orang yang terbuka dan loyal sesuai dengan nama panggilan saya “OPEN”, selain itu juga, nama “OPEN” lebih mudah diingat oleh teman-teman karena mungkin sedikit unik,tapi keren………,hee…^_~.

OK…..Kita kembali ke pembahasan mengenai cerita suka…, duka…, lara…, bahagia…, kecewa…, lelah.., pegel.. linu.. dsb yang campur aduk dan yang pernah saya alami khususnya sewaktu saya duduk di bangku kayu SMA N 7 tercinta ini.

Dulu…sewaktu saya duduk di kelas XI, Alhamdulillah saya lumayan sedikit ada aktifitas atau amanah yang harus dilakukan di luar kelas. Gak tau kenapa semangat untuk itu muncul dengan sendirinya. Padahal..dulu sewaktu saya kelas X, saya pernah mengatakan pada diri saya sendiri bahwa saya tidak akan sibuk dan bercapek-capek ria mengikuti kegiatan atau organisasi di luar kelas, karena saya akan lebih memfokuskan diri dengan belajar di atas bangku kayu dalam kelas. Tetapi…..kenyataanya..,Allah berkehendak lain, berubah 720derajat dibagi 4, sehingga di waktu kelas XI itu hampir setiap hari saya jarang masuk ke kelas, sampai-sampai teman-teman kelas saya itu sering mengatakan sambil heran : “Pen…sing sekolah kie tas mu opo sing nduwe tas toww??”. ”Hee…..” jawab saya sambil tersenyum…^_~…

Bulan berganti bulan telah saya lewati begitu serasa cepat dan banyak sekali cobaan, masalah, konflik dsb. yang telah saya lewati, sampai akhirnya saya naik ke kelas XII dengan nilai yang pas-pas-an dan sedikit tertinggal pelajaran di dalam kelas. Di awal-awal kelas XII….,saya dan teman-teman yang aktif di luar kegiatan kelas sudah di wanti-wanti oleh wali kelas, guru BP bahkan sampai kepala sekolah, karena waktunya kelas XII itu harus di fokuskan untuk mempersiapkan ujian nasional yang semakin dekat. Akan tetapi karena mungkin sangking banyaknya kegiatan yang saya ikuti di luar sana, sehingga sampai akhir dari semester 1, baru bisa kelar semua urusan estafet kepengurusan dan macem sebagainya, bahkan….waktu itu malah saya sempat mengikuti lomba sampai Semarang selama 3 hari lama nya. Bayangkan…sudah kelas XII waktunya duduk tenang di kursi panas untuk persiapan ujian nasional, malah masih tetep saja seperti itu,hee…..,tetapi semua itu saya lakukan karena semata-mata mengharap RidhoNya dan itu merupakan suatu amanah dan tanggung jawab yang harus saya lakukan kepada semuanya.

Hari pun berganti hari dan Semester 2 pun tiba. Tinggal sebentar lagi saya harus berperang dalam melawan soal-soal yang sudah SIAP GRAK menghadang di depan sana. Dari pihak sekolah sudah memberikan pelayanan yang begitu banyak macam-nya dari TUC-TUC, Pengayaan dan macem sebagainya demi kelulusan kami semua. Hampir setiap hari, kami pulang dari sekolah sore, belum lagi adanya les di sana-sini, sore-malam dsb. Ditambahnya lagi saya waktu itu juga sedang menempuh pendidikan non formal di pondok pesantren yang bernama “Nurul Hidayah”, dan di sana juga adanya kegiatan sistem belajar mengajar seperti halnya sekolah-skolah biasa yang dilaksanakan malam hari sampai sekitar pukul setengah10 dan terkadang juga sampai jam 10 malam, sehingga saya harus bener-bener bisa membagi waktu antara jam sekolah dan pondok.

Al-hasil yang ada, di awal-awal menjelang mendekati (hari H) ujian itu, saya merasa sangat-sangat tertekan dengan banyak sekali pikiran di sana-sini dan juga dengan jam istirahat saya yang sangat kurang. Hampir setiap malam di akhir kegiatan pondok tadi, saya dan teman-teman kelas 3 yang seangkatan di pondok juga harus memikirkan perpisahan kelas3 atau yang disebut-nya dengan “Akhirussanah Kelas 3 Pondok Pesantren”, di situ kami harus memikirkan mulai dari hal yang paling kecil sampai hal yang berat, adanya anggaran dana, pengisi acara, peralatan, konsumsi dsb kami bahas bersama, dan waktu itu saya mendapat amanah untuk menjadi sie.acara dan sekretaris padahal di samping itu saya dan teman-teman semua juga harus memikirkan serta fokus pada ujian nasional yang tinggal beberapa hari lagi.

Pelaksanaan TUC-TUC yang dilaksanakan baik oleh pihak sekolah maupun dari pihak kabupaten itu pun semakin sering kami jalani, Al-hasil saya belum pernah sekali pun LULUS dari TUC-TUC tersebut. Bayangkan….sampai TUC yang terakhir pun saya belum lulus juga. Saya hanya mendapatkan nilai DO RE MI FA…….(3x.) Yahh…..karena mungkin sangking bodohnya diri saya ini sehingga sampai-sampai saya sering sekali mendapatkan bimbingan khusus baik dari Guru BP dan maupun dari wali kelas. Yang ada dalam pikiran saya waktu itu adalah hanyalah tekanan, tekanan, beban yang begitu beraaaaat dan bagaikan sebuah siksaan batin yang tak kunjung berhenti. Belum lagi saya harus memikirkan mau kemana setelah lulus SMA ini.

Dari dulu sejak kecil, saya mempunyai cita-cita menjadi seorang pilot yang basisnya berbau bau dengan Militer gitu dech….. Gak tau kenapa setiap kali ada pesawat yang lewat di atas, saya selalu membayangkan bahwa saya-lah yang akan menerbangkan pesawat-pesawat berikutnya ,(khayalan tingkat tinggi jew…^_~, tapi gak ada yang nglarang kok,hee……,Mohon Do’anya aja za…^_^). Hal-hal itu lah yang selalu membayangi dan memotivasi dalam diri, sehingga setelah lulus dari SMA ini saya mempunyai keinginan bisa sekolah di sekolah-sekolah yang berbasis MILITER.

Berbagai sekolah atau akademia yang telah saya daftarkan waktu itu. Mulai dari Akademi Militer, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan, Sekolah Tinggi Transportasi Darat, Sekolah Tinggi Pelayaran Indonesia, IPDN dan masih banyak lagi lainnya. Hampir sebagian besar pendaftarannya sebelum pelaksanaan ujian nasional, sehingga saya harus membagi waktu untuk persiapan ujian nasional dan persiapan ujian masuk sekolah-sekolah tersebut mulai dari persiapan fisik, ruhani, mental dsb. Dan untuk masuk ke sekolah-sekolah tersebut tidak cukup hanya tes 1kali atau 2kali saja, bahkan harus berkali-kali dan padahal sistem penyeleksiannya adalah sistem gugur, bagi yang lolos bisa melanjutkan tes-tes selanjutnya dan bagi yang tidak lolos hanya ucapan Selamat Tinggal, C-U bye-bye bagi kita.,hee…

Satu demi satu saya lakoni itu semua. Yang paling berkesan dan mungkin tidak kan pernah terlupakan adalah ketika pengumuman STTD (Sekolah Tinggi Transortasi Darat), sekolah ini yang berlokasi di Bekasi dan sekolah yang berbasis semi MILITER, semi Kedinasan dan sebutan dari siswa-siswinya adalah Taruna, serta menggunakan sistem Asrama. Waktu itu tahap pertama saya bisa lolos dan bisa untuk melanjutkan tahap-tahap selanjutnya, akan tetapi dalam waktu yang bersamaan saya juga lolos seleksi tahap pertama di IPDN dan juga harus melanjutkan tahap-tahap berikutnya di sana, dan akhirnya waktu itu saya memutuskan untuk melanjutkan tahap berikutnya yang di Bekasi itu yaitu STTD.

Tahap demi tahap telah saya lewati sampai kurang lebih 5 atau 6 kali tes seleksi, mulai dari tertulis, psikotes, tes fisik, tes kecakapan, dan terakhir tes wawancara, dan itu pun dalam waktu yang berbeda-beda sehingga saya harus bolak-balik Bekasi-Purworejo. Waktu itu pun juga kalau tidak salah sebagian tes seleksi tadi masih dalam masa-masa krisis menjelang ujian nasional. Dan akhirnya pengumuman tes terakhir pun tiba, yang tersisa waktu itu sekitar 160an peserta dari sekian ratus atau bahkan ribu-an peserta dari berbagai penjuru Indonesia, dan akan di ambil sekitar 100an calon Taruna baru di STTD. Dan ternyata……….Allah berkehendak lain, ternyata belum jalan hidup saya untuk sekolah di sana.

Yahh…….begitulah……pupus sudah harapan untuk sekolah di sekolahan atau akademia yang berbasis MILITER. Mau bagaimana lagi harus tahun depan baru bisa mendaftarkan kembali.

Ujian Nasional-pun tiba, hari-hari yang penuh perjuangan dan yang harus saya lewati dengan penuh keoptimisan dan keyakinan yang ada, serta do’a orang tua yang selalu menyertai jalan nya perang itu. Akhirnya ke enam mata pelajaran yang di ujikan pun telah saya kerjakan dengan usaha semaksimal mungkin dan tentunya berkat bantuan yang di atas.

Setelah ujian selesai, yang ada dalam hati dan pikiran ini serasa sedikit plong bisa bernafas sejenak dengan nyaman dan tentram, karena sebelumnya udara yang sesegar ini yang saya rasakan sekarang berbeda dengan udara yang saya hirup sebelum ujian. Itu lah rasa-rasa bahagia yang saya rasakan waktu itu, tambah lagi Alhamdulillah saya bisa LULUS dari SMA N 7 ini meskipun dengan nilai yang pas-pas an sekali, hanya rata-rata (7 koma sekian….). Tetapi dengan hasil yang pas-pas an itu saya bangga karena hasil itu merupakan hasil pekerjaan saya sendiri dan tentunya bantuan yang di atas, bukanlah hasil dari dapatan atau short message(sms) pekerjaan dari orang lain. Maaf…di sini bukan maksud untuk menyingggung atau untuk menyindir siapa-siapa, karena waktu itu sedang booming-booming-nya bahwa penyebaran hasil ujian lewat sms itu tadi.

Setelah pengumuman itu pun tiba, saya mulai bingung kembali mau mendaftar kemana-lagi, karena jujur memang saya ini kurang begitu berminat dengan yang namanya kuliah, meskipun orang tua di rumah mewajibkan saya harus berkuliah entah dimana yang penting kuliah, sempat di suruh daftar ke UNY,UIN dsb juga tapi….mau gimana lagi orang yang namanya belum minat jadi za masih pikir-pikir kembali. Sampai akhirnya mau menjelang di awal-awal ajaran baru itu saya didesak harus mencari perkuliahan, tetapi yang ada waktu itu hanyalah tinggal kampus-kampus swasta. Awalnya saya mau mendaftar di STTA(Sekolah Tinggi Adi Sucipto) mengambil jurusan Teknik Penerbangan, tetapi setelah mendapatkan pertimbangan banyak hal akhirnya Amikom-lah tempat sandaran terakhir dari perjuangan untuk mencari perkuliahan saya ini. Karena sebelumnya saya mendapatkan informasi dari orang-orang dan media bahwa prediksi di tahun-tahun mendatang orang IT banyak sekali di butuhkan dalam segala hal, sehingga apa salahnya saya mencoba mengimbah ilmu di sana.

Selain ilmu duniawi yang saya tempuh di Amikom, saya juga menjadi salah satu santri dari Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta. Sehingga mengimbah ilmu akhirat pun saya lakoni, karena saya masih inget sekali pesan-pesan dari ustadz saya waktu di Pondok yang dulu, bahwa “Janganlah berhenti dalam mencari ilmu akhirat, tempuhlah ilmu akhirat dimanapun kau berada, karena di sanalah nanti kita semua akan hidup sebenarnya.”

Nahh….begitulah sedikit cerita perjalan hidup saya sehingga sampai sekarang ini. Harapan nya buat adik-adik yang InsyaAllah di Rahmati Allah, kerjakanlah ujian itu dengan penuh optimis, keyakinan diri dan jangan sampai lupa untuk mohon bantuan yang di atas dan juga do’a restu dari orang tua kalian, bukan-lah untuk minta bantuan jawaban dari pekerjaan teman baik itu via Handphone atupun yang lainnya. OK…

Adik-adik yang saya cintai dan yang mencintai saya,hee……^_~, Allah tidak akan melihat hasil dari urusan duniawi kalain, yang Allah lihat adalah seberapa jauh usaha kalian dalam menjalani itu semua.

Nilai ujian hanyalah tulisan tangan orang saja, kita bisa merubah semua nilai yang kita inginkan, tinggal datang saja bawa (Gulo Teh) ke tempat koreksi ujian, beres kan….. tapi bayangkan apakah kita tau seberapa besar atau kecilkah Allah menilai diri kita.

Dan adik-adik yang saya sayangi….., nilai bukanlah segala-galanya, nilai tidak menentukan kesuksesan kalian, bisa saja orang yang tidak lulus sekalipun bisa melebihi kesuksesan kalian yang lulus, tinggal bagaimana kalian menyikapi dari apa yang telah kalian dapatkan.

“Sukses bukanlah segalanya, karena sukses bukanlah suatu hasil. Akan tetapi sukses adalah proses menuju keberhasilan.”

Semangat adik-adik ku……, buat diri kalian menjadi orang yang berhasil, tidak hanya berhasil di mata orang tetapi berhasil di mata Allah SWT.

Sukses semua…..

Salam SUPER…..dan salam senyum hangat buat kalian semua….^_~

Terimakasih……..

Wallahu a’lam Bishshowab……